Kebiasaan Jelek Ketika Mengkonsumsi Mi Instan
Mi Instan sebagai salah satu kuliner paling favorit masyarakat Indonesia, diklaim para pakar sebagai kuliner yang tidak menyehatkan. Bukan hanya produknya saja yang tidak sehat, namun cara pengolahan yang tidak sempurna juga dapat memperburuk risiko kesehatan bagi pecintanya.
Pada artikel ini, Tips Kesehatan Keluarga Bunda akan menjabarkan, beberapa hal kebiasaan makan mi instan tidak sehat, yang diantaranya adalah:
Mi Instan dimasak setengah matang, meski bagi sebagian orang menjadi lebih nikmat dimakan, namun tahukah anda apabila hal ini dapat memicu sakit perut. Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku pakar kesehatan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo, menambahkan bahwa bumbu mi instan yang tidak matang juga dapat memicu iritasi pada lambung atau sakit perut.
Menggunakan air bekas rebusan Mi Instan merupakan hal yang tidak tepat. Air bekas rebusan mi instan diklaim mengandung banyak lemak, sehingga perlu dibuang dan diganti dengan yang baru. Air yang keruh dikala dipakai untuk merebus Mi Instan, dikarenakan ada sebagian lemak atau pati yang terlepas, dan zat tersebut tidak baik untuk tubuh.
Mengkonsumsi Mi Instan berlebihan, lantaran terlalu banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Ada pakar yang menyampaikan mi instan hanya boleh dikonsumsi paling sering dua kali dalam seminggu atau satu kali dalam sebulan (untuk penderita penyakit akut). Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menambahkan, konsumsi mi instan baiknya hanya dilakukan dikala darurat saja. Karena akan sangat lebih baik apabila anda mengkonsumsi makan-makanan yang segar, bukan kuliner yang diawetka.
Mi Instan dimakan dikala sahur atau berbuka, tidak disarankan lantaran dapat memicu rasa lapar lebih cepat. Hal ini dikarenakan, Mi instan mengandung kadar glikemik yang tinggi, padahal energi yang kita keluarkan banyak sehingga cepat lapar. Makan sahur dan berbuka puasa sebaiknya mempunyai kandungan gizi lengkap, yaitu terdiri atas karbohidrat kompleks, protein dan serat.
Sedangkan mi instan dikatakannya hanya berupa karbohidrat simpel. Artinya, proses perubahan karbohidrat menjadi glukosa, kemudian diserap oleh badan hanya membutuhkan waktu sebentar. Itulah sebabnya kalau sahur dengan mi instan maka rasa lapar akan lebih cepat tiba daripada kalau sahur dengan nasi.
Menggunakan seluruh bumbu pada Mi Instan juga tidak baik lantaran kadar garam yang terlalu tinggi. dr Andry Hartono, SpGK dari RS Panti Rapih Yogyakarta juga mengatakan, untuk mengurangi efek jelek dari mengonsumsi mi instan yaitu tidak memakai minyak dan hanya memakai sebagian saja bumbu yang disediakan.
Memasak Mi Instan sebaiknya ditambah sayur, hal ini bertujuan untuk menambah sumber nutrisi lain dari Mi Instan. Akan lebih baik juga apabila ditambahkan telur sebagai penambah protein pada Mi Instan. Adapun Sayuran yang dapat dipilih ibarat wortel, sawi dan tomat.
Ringkasan:
Pada artikel ini, Tips Kesehatan Keluarga Bunda akan menjabarkan, beberapa hal kebiasaan makan mi instan tidak sehat, yang diantaranya adalah:
Mi Instan dimasak setengah matang, meski bagi sebagian orang menjadi lebih nikmat dimakan, namun tahukah anda apabila hal ini dapat memicu sakit perut. Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku pakar kesehatan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo, menambahkan bahwa bumbu mi instan yang tidak matang juga dapat memicu iritasi pada lambung atau sakit perut.
Menggunakan air bekas rebusan Mi Instan merupakan hal yang tidak tepat. Air bekas rebusan mi instan diklaim mengandung banyak lemak, sehingga perlu dibuang dan diganti dengan yang baru. Air yang keruh dikala dipakai untuk merebus Mi Instan, dikarenakan ada sebagian lemak atau pati yang terlepas, dan zat tersebut tidak baik untuk tubuh.
Mengkonsumsi Mi Instan berlebihan, lantaran terlalu banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Ada pakar yang menyampaikan mi instan hanya boleh dikonsumsi paling sering dua kali dalam seminggu atau satu kali dalam sebulan (untuk penderita penyakit akut). Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menambahkan, konsumsi mi instan baiknya hanya dilakukan dikala darurat saja. Karena akan sangat lebih baik apabila anda mengkonsumsi makan-makanan yang segar, bukan kuliner yang diawetka.
Mi Instan dimakan dikala sahur atau berbuka, tidak disarankan lantaran dapat memicu rasa lapar lebih cepat. Hal ini dikarenakan, Mi instan mengandung kadar glikemik yang tinggi, padahal energi yang kita keluarkan banyak sehingga cepat lapar. Makan sahur dan berbuka puasa sebaiknya mempunyai kandungan gizi lengkap, yaitu terdiri atas karbohidrat kompleks, protein dan serat.
Sedangkan mi instan dikatakannya hanya berupa karbohidrat simpel. Artinya, proses perubahan karbohidrat menjadi glukosa, kemudian diserap oleh badan hanya membutuhkan waktu sebentar. Itulah sebabnya kalau sahur dengan mi instan maka rasa lapar akan lebih cepat tiba daripada kalau sahur dengan nasi.
Menggunakan seluruh bumbu pada Mi Instan juga tidak baik lantaran kadar garam yang terlalu tinggi. dr Andry Hartono, SpGK dari RS Panti Rapih Yogyakarta juga mengatakan, untuk mengurangi efek jelek dari mengonsumsi mi instan yaitu tidak memakai minyak dan hanya memakai sebagian saja bumbu yang disediakan.
Memasak Mi Instan sebaiknya ditambah sayur, hal ini bertujuan untuk menambah sumber nutrisi lain dari Mi Instan. Akan lebih baik juga apabila ditambahkan telur sebagai penambah protein pada Mi Instan. Adapun Sayuran yang dapat dipilih ibarat wortel, sawi dan tomat.
Ringkasan:
- Mengkonsumsi Mi Instan dilarang setiap hari dan sebaiknya dimasak dengan cara yang benar,
- Air Rebusan Mi Instan sebaiknya diganti lantaran terlalu banyak mengandung miyak dan pati tidak sehat,
- Agar Mi instan lebih sehat, sebaiknya dimasak dan dimakan dengan menambahkan sayuran dan telur.
0 Response to "Kebiasaan Jelek Ketika Mengkonsumsi Mi Instan"
Post a Comment